Sulitnya Uang Saku Magang Bersertifikat Kampus Merdeka

Kerja Magang dan Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka (MSIB) tahun pertama memunculkan permasalahan bagi para peserta. Program unggulan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dengan jaminan uang saku dari pemerintah melalui ongkos Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini melulu tarik-ulur dalam progres pencairannya.

Peserta MSIB meramaikan jagat dunia online dengan memunculkan petisi bertajuk Tolong Realisasikan Uang Saku Peserta Magang & Studi Independen Kampus Merdeka Angkatan-1 melewati kanal petisi change.org yang sudah ditandatangani 5.700 lebih warganet sampai nawala ini diterbitkan.

Merespons hal hal yang demikian, penyelenggara MSIB mengeluarkan rilis pers yang dimuat di kanal sah Kemdikbud. Dalam rilisnya, Kemdikbudristek menjanjikan uang saku akan langsung cair per tanggal 25 – 27 Oktober 2021. Meskipun demikian, banyak hal yang disesali mahasiswa peserta slot kakek tua magang terkait janji manis uang saku yang dilontarkan pemerintah selaku penyelenggara.

Sebagai catatan, Magang Bersertifikat bertujuan memberikan kans kepada mahasiswa untuk magang dan mengoptimalkan diri di dunia industri selama 1-2 semester. Organisasi industri ini kemudian disebut sebagai mitra Kampus Merdeka. Pihak mitra bertanggung jawab untuk memberikan mentoring dengan tujuan pengembangan diri peserta magang bisa terpenuhi. Sebagai gantinya, mitra mendapatkan keuntungan tambahan berupa daya kerja magang ditambah subsidi uang saku peserta magang yang ditanggung pemerintah.

Bagi peserta magang, Kemendikbudristek menjanjikan tiga skor manfaat yang bakal diterima peserta magang sebagaimana tercantum dalam edaran panduan Kampus Merdeka, di antaranya:

Pengalaman bekerja di Mitra selama 1−2 semester penuh di perusahaan yang diakui oleh Kemendikbudristek
Uang saku dan biaya hidup selama magang akan disubsidi oleh Kemdikbud
Mahasiswa menerima sertifikat kompetensi dari Mitra setelah selesai magang.
Empat Kali Penundaan

Terhitung sejak pertama kali penerjunan di tanggal 23 Agustus 2021, setidaknya lebih dari 60 hari peserta tidak mendapatkan uang saku yang dijanjikan. Salwa, salah satu peserta Magang Merdeka sejak Agustus mengaku sudah dibohongi janji tiga kali sebelum janji terakhir yang termaktub dalam rilis pers oleh Kemdikbudristek.

Alasan adanya penundaan diketahui karena permasalahan data yang belum selesai. Menurutnya, alasan itu tidak masuk akal karena segala data sudah ditagih kencang-kencang sejak awal masuk magang dan peserta magang sudah melengkapinya ideal waktu.

“Pertama, tuh, janjinya tanggal 25 September, terus jadi tanggal 15 Oktober, itu sudah kesepakatan awal, kita sebagai mahasiswa, ya, okelah, apabila dia bilang tanggal 15, selanjutnya kaya “Tanggal 18 ya adik-adik, sorry telat,” terus mundur lagi sampai tanggal 22, tapi sudah melewati tanggal 22 ini belum juga turun,”

“Katanya enggak serentaklah datanya, permasalahan, lah datanya, pokoknya alasannya, tuh kemarin, data terlambat datang, sedangkan menurutku segala orang sudah submit kencang di awal-awal, karena dari Agustus sudah ditagih data yang dibutuhkan,” jelas Salwa saat diwawancarai Sabtu, (23/10/2021).

Tiga kali dijanjikan, terhitung tiga bulan Salwa tidak dibayar sesuai perjanjian. Keterlambatan ini disayangkan Salwa karena ia merasa mitra sudah memberi benefit sesuai dengan perjanjian, sementara penyelenggara terkesan lalai dengan kewajibannya.

“Masalahnya, Kampus Merdeka selling ke kita itu uang saku, tapi terlambat, makanya orang-orang sebal, sedangkan orang-orang benar-benar kerja segala, kok. Mitra juga menurutku sudah kasih benefit yang dijanjikan, seumpama ngasih ilmu, ngasih pelatihan, kaya on the job training gitu, cuma dari pemerintahnya enggak jelas,” katanya.

Keterlambatan ini juga dirasakan peserta magang lain di mitra yang berbeda dengan Salwa. Sukma seumpama, dirinya mulai magang di salah satu mitra mulai awal September. Sama seperti Salwa, Sukma dijanjikan tanggal pencairan berulang kali yang terus menerus nihil kejelasan.

“Untuk pencairannya sendiri waktu informasi pencairan pertama ada di bulan September, menjelang akhir gitu tanggal 20-an ada info yang disebar di grup, jadi ada grup yang isinya perwakilan setiap-setiap mahasiswa di mitra dan dari yang ngurus program Magang Merdeka dari pemerintah, kabarnya Agustus – September akan cair di bulan Oktober tanggal 15,”

“Kemarin itu ada lagi pengunduran, dikasih tahu untuk pengiriman uang saku dari tanggal 18-22 Oktober, dari info katanya masih butuh verifikasi yang benar-benar banyak sampai ribuan mahasiswa, jadi kayak mereka masih butuh ngepastiin datanya,”

“Tanggal 18-22 (Oktober) itu ada lagi permasalahan, pembagian uang saku dibagi tiga kloter, katanya, sekitar 13 ribuan jumlah peserta di segala kloternya, itu bentang waktu 18-22 Oktober dikirim cuma kloter satu, setelah itu belum ada informasi lagi sampai di akhir tanggal 22, jam 00.00, tidak ada konfirmasi dan minta maaf pada saat itu,” jabar Sukma.

Banyaknya penundaan dari penyelenggara tidak bisa diterima nalar Sukma, secara khusus banyak peserta magang yang merantau membutuhkan uang saku untuk menyambung hidup. Alasan penyelenggara permasalahan data peserta mengecewakan Sukma. Karena dari pengalamannya, ia beserta peserta magang yang lain sudah diwanti-wanti untuk mengumpulkan berkas ideal waktu dan mengamininya secara ideal waktu juga.

“Cuma pengunduran yang selanjutnya, dari tanggal 22 yang tanpa konfirmasi diundur jadi tanggal 25 ke 27 itu alasan yang enggak bisa diterima. Karena pengunduran uang saku selama dua bulan dirangkap itu saja sudah bikin teman-teman yang harus WFO survive lagi tanpa uang saku mereka tetap bisa WFO, gitu, kan. Nah, dengan itu diundur lagi, berarti saat diundur, masa iya mereka minta waktu data validasi segala variasi tapi ingkar sama waktu yang mereka sudah tentukan sendiri,”

“Jadi, kaya mereka nuntut mahasiswa mengisi logbook ideal waktu, mengisi dokumen segala variasi, karena jujur sebelum ada pengumuman pencairan dana ini, Kemendikbud tuh sudah ngejar kayak ‘jangan sampai enggak upload berkas ini itu, karena apabila enggak, uang sakunya enggak akan cair’, dari mahasiswa malah di-tracking juga dari setiap-setiap mitra, jadi dari dua belah pihak sudah masukin nomor rekening segala variasi jadi data sudah dilengkapi, jadi di tanggal 15 janji pencairan itu, itu segala datanya sudah siap, data-data yang diminta Kemendikbud sudah kekumpul,” jelas Sukma.

Lebih lanjut, Sukma juga menyesalkan rilis pers yang menjanjikan pencairan di tanggal 25-27 Oktober secara terjadwal , sebab alih-alih memberikan alasan penundaan pencairan dan permohonan maaf, rilis pers hal yang demikian menurutnya berkilah seolah pencairan di tanggal 25-27 Oktober adalah tenggat semestinya; yang mana tidak benar.

“Di press release malah enggak dibuktikan alasan pengundurannya apa, malah di situ cuma dibuktikan, apabila seakan gajinya dikirim tanggal 27, sedangkan itu sudah melenceng banget dari (perjanjian) awal,” sambungnya.

Salwa Baru Dapat Satu Bulan Uang Saku, Sukma Terlambat Ditransfer

Janji terakhir Kemdikbudristek selaku penyelenggara Magang Bersertifikat Kampus Merdeka melewati rilis pers walhasil menemukan sedikit angin segar bagi Salwa, pada tanggal 26 Oktober 2021, uang sakunya cair. Namun, uang saku yang didapatkan baru terhitung satu bulan magang, sedangkan, Salwa sudah magang tiga bulan terhitung sejak Agustus.

“Sudah (cair) kemarin, tapi baru satu bulan, buat lanjutannya (bulan selanjutnya) kurang tahu,” katanya saat ditanyai kembali pada Rabu, (27/10/21).

Dalam penjelasannya di rilis pers, pihak penyelenggara memang akan mengkredit uang saku bulan lainnya slot garansi 100 di akhir bulan Oktober. Sayangnya, tidak ada tanggal pasti dari keterangan ‘akhir bulan’ yang dimaksud.

“Adapun progres pencairan uang saku program MSIB mulai cair sampai dengan 27 Oktober 2021. Akan langsung disusul pencairan uang saku bulan berikutnya pada akhir bulan ini,” dikutip dari rilis pers Kemdikbud yang diakses melewati detik.com.

Beda nasib dengan Salwa, Sukma dan juga peserta magang di proyek mitranya urung mendapatkan kucuran uang saku sepeser malah pada tenggat waktu yang dijanjikan. Malah, melewati sehari dari batas maksimal pencairan, uang saku belum masuk ke rekeningnya.

“Belum cair, hari ini enggak ada informasi sama sekali, teman-temanku juga pada belum,” ungkapnya sedih.

Saat Rabu sore tanggal 27 Oktober, hari terakhir yang dijanjikan penyelenggara uang saku tidak kunjung cair, Sukma mendapatkan info dari grup magangnya, dikatakan keterlambatan uang saku dari waktu yang dikontrol karena lagi-lagi permasalahan data yang harus direvisi.

Kendati semacam itu, tidak diketahui pasti kapan Sukma dan teman-teman magang di perusahaannya akan mendapatkan uang saku sebagai hak yang sudah dijanjikan sejak awal. Sukma hanya diberitahu untuk menunggu info lanjutan minggu ini.

“Rabu sore tetap belum masuk uang saku karena kemarin masih ada data yang salah, tapi data sudah diserahkan ke Kemendikbud buat revisinya. Masih kurang tahu tapi kira-kira kapan fix-nya apabila revisi semacam itu, info terakhir katanya diusahakan minggu ini,” pungkas Sukma meneruskan pesan yang didapatnya dari penyelenggara.

Baru setelah dua hari molor, Sukma mendapati rekeningnya bertambah dari LPDP, uang saku yang dinanti-nanti walhasil cair. Berbeda dengan Salwa yang hanya dapat uang saku satu bulan, Sukma langsung dikasih besaran dua bulan uang saku meskipun dua hari terlambat dari tenggat waktu yang dijanjikan.

“Hari ini cair malam-malam!” kata Sukma dengan semringah mengabari hampir tengah malam.

Dalam rilis pers Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Sesditjen Diktristek), Paristiyanti Nurwardani menjanjikan pencairan uang saku di bulan-bulan berikutnya akan dicairkan per akhir bulan. Sesuatu slot bet kecil yang diharapkan Salwa dan Sukma benar-benar bisa terealisasi ideal waktu tanpa ada drama tarik ulur dari penyelenggara seperti yang sudah-sudah.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>